Kecelakaan Kereta Api Argo Semeru dan Argo Wilis di Kulon Progo

17/10/2023 314 view Jogja Kini Panji Arkananta/Cerita Jogja

Kulon Progo - Terjadi kecelakaan antara Kereta Api Argo Semeru dan Argo Wilis di KM 520 + 4 petak jalan antara Stasiun Sentolo - Stasiun Wates  atau tepatnya Dusun Kalimenur, Kelurahan Sukoreno, Kabupaten Kulon Progo, DIY pada  Selasa 17  Oktober 2023 sekitar pukul 13.25 WIB. 

Melalui rilisnya, PT Keretaapi Indonesia (PT KAI) memberikan gambaran kronologi terjadinya kecelakaan dua kereta tersebut. Awalnya  pada pukul 13.15 KA Argo Semeru dengan nomor registrasi KA 17 relasi Surabaya Gubeng – Gambir mengalami anjlokan di petak lintas antara Stasiun Sentolo - Wates KM 520+4. Beberapa waktu kemudian pada pukul 13.25 WIB datang rangkaian KA 6 Argo Wilis relasi Bandung – Surabaya Gubeng dari arah barat dan menabrak rangkaian KA Argo Semeru. Akibat hal tersebut, petak lintas tempat kejadian tidak dapat dilalui di kedua arah.

PT KAI segera melakukan upaya evakuasi pada penumpang eks KA 17 Argo Semeru dengan mengalihkannya ke KA Sawunggalih menuju Stasiun Kroya atau Purwokerto, untuk selanjutnya melanjutkan dengan KA lain ke Jakarta. Sedangkan  penumpang KA 6 Argo Wilis dievakuasi menggunakan KA Bandara YIA menuju Stasiun Yogyakarta untuk dialihkan ke KA lain menuju Surabaya. 

Sekretaris PMI DIY Arif Noorhartanto menyebutkan untuk penanganan korban di lokasi kejadian dilakukan bersama-sama antara berbagai pihak baik dari Palang Merah Indonesia (PMI), Badan SAR Nasional (Basarnas), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Public Safety Center (PSC) dan masyarakat sekitar. Korban sudah dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan.

"Beberapa korban yang mengalami luka dan butuh penanganan lebih lanjut, sudah kita rujuk secepatnya ke rumah sakit terdekat, di RS Queen Latifa" kata Arif. 

Menurutnya, sejauh ini menurut informasi tim yang berada di lapangan, korban kurang dari dua puluh orang, dengan  sepuluh korban itu yang butuh penangan.  Korban yang paling berat mengalami dislokasi, namun yang lainnya hanya luka ringan, lecet hingga hanya tergores saja sehingga dapat beraktifitas untuk melanjutkan perjalanan yang berikutnya. Arif juga menyatakan harapannya agar di dua shelter  evakuasi yaitu Stasiun Wates dan Stasiun Tugu Jogjakarta akan diadakan crisis center untuk mempermudah para penumpang mengurus barangnya yang masih tertinggal di gerbong karena sulitnya evakuasi barang.

"Tentang barang-barang yang ada di gerbong dengan tingkat kemiringan yang beresiko belum memungkinkan untuk diambil, maka PT KAI harus bertanggung jawab dengan keamanan barang-barang tersebut dan sampai nanti ada di tangan pemilik tersebut, sehingga besar harapan kami nanti di dua stasiun, Stasiun Wates dan Stasiun Tugu, ada crisis center," ucapnya.

Crisis center ini  untuk mencatatkan semua barang-barang yang diidentifikasi oleh penumpang, barang-barang yang seluruhnya nanti akan menjadi milik penumpang dua kereta api tersebut untuk secepatnya setelah evakuasi dilakukan untuk bisa dikirimkan kepada bersangkutan.

Tentang masalah yang ditimbulkan dari tabrakan ini, PT KAI akan melakukan pola rekayasa memutar melalui jalur utara.Ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak keterlambatan kereta lainnya.

“Untuk meminimalisasi dampak keterlambatan pada KA-KA lainnya, KAI melakukan rekayasa pola operasi dengan memutar KA-KA yang seharusnya melalui petak jalan Jogyakarta – Kutoarjo (jalur selatan), dialihkan dengan melalui petak jalan Tegal – Semarang (jalur Utara),” kata EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam rilisnya.

Terdapat sejumlah rangkaian kereta api yang terkena rekayasa operasi memutar yaitu
KA 115 (Ranggajati) dari Yogkakarta - Solo dengan KA 139KS2 Dari Solo - Cirebon dengan plb 115KS
KA 211 (Logawa) dari Solo - Tegal dengan Plb 211KS, dari Tegal - Purwokerto dengan Plb 211KS2
KA 105 (Gayabaru Malam selatan) dengan Plb 105KS (Solo – Cirebon Prujakan)
KA 122 (Jokotingkir) dengan Plb 222KS2 (Cirebon Prujakan/Solo), menjadi KA 222KS1 (Solo/Purwosari)
KA 124 (Bangunkarta) dengan plb 124KS (Cirebon/Solo)

PT KAI menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak diinginkan oleh semua pihak ini. Pihaknya telah melakukan upaya evakuasi dan normalisasi jalur agar perjalanan menjadi lancar kembali. 
(Panji Arkananta)